Peningkatan salivasi merupakan suatu kondisi yang tidak biasa yang disebabkan oleh peningkatan keasaman pada mulut dan atau peningkatan enzyme ptyalin, serta peningkatan stimulasi kelenjar air ludah, sehingga meningkatkan sekresi air ludah yang berlebih. Penyebab hipersalivasi belum diketahui secara pasti, diduga terjadi karena adanya perubahan hormonal.
Wanita hamil yang mengalami hipersalivasi, biasanya juga mengalami gejala mual-muntah. Kondisi ini merupakan suatu hal yang saling berhubungan, tidak hanya peningkatan salivasi yang intensif menyebabkan mual-muntah, tetapi juga keinginan ibu dalam menghindari mual-muntah dapat menyebabkan ibu hamil menelan sedikit air ludah, sehingga meningkatkan volume/produksi saliva dalam mulut.
Pada ibu hamil yang mengalami mual-muntah, setiap kali menelan air liur maka akan membilas kerongkongannya dan membantu menetralisir asam lambung. Oleh karena itu hal ini dapat dianggap suatu hal yang fiiologis.
Untuk mengurangi gejala hipersalivasi diantaranya adalah:
1. bersihkan mulut menggunakan sikat gigi yang lembut dengan pasta gigi yang sesuai
2. gunakan penyegar mulut beberapa kali sehari
3. konsumsi makanan dengan gizi seimbang
4. hindari makanan yang banyak mengandung tepung
5. perbanyak minum (sering minum walaupun sedikit- sedikit)
6. serta mengulum sebutir permen atau mengunyah permen karet tanpa gula.
Mengulum/mengunyah permen tidak langsung membuat produksi saliva menjadi berkurang, tetapi hal ini akan membuat ibu menelan saliva.
Hindari permen asam atau permen karet manis, karena akan semakin menstimulasi produksi saliva. Akan lebih baik apabila ibu hamil menelan saliva yang berlebihan. Tetapi kalau hal ini justru membuat ibu menjadi mual, sebaiknya sarankan ibu cari alternatif tempat seperti tissue, handuk waslap, atau gelas/cangkir untuk meludah. Tekankan pada ibu agar minum air putih yang banyak sehingga tidak dehidrasi.
Bagi kebanyakan ibu hamil, masalah hipersalivasi ini dapat berkurang dan hilang dengan sendirinya seiring dengan meredanya rasa mual sekitar akhir trimester pertama. Tetapi bagi sebagian kecil ibu hamil, masalah ini sama halnya dengan mual-muntah (emesis) yang dapat berlangsung sampai akhir masa kehamilan.
Dr. Cucuk Santoso, Spog