Meski kebanyakan wanita melahirkan saat kandungan mereka telah
berusia antara 37 hingga 42 minggu, tidak pernah ada perkiraan pasti
kapan awal proses melahirkan akan benar-benar terjadi. Jika ini
kelahiran pertama, Anda akan sulit membedakan antara kontraksi Braxton
Hiks atau yang dikenal dengan kontraksi palsu, dengan kontraksi
sebenarnya. Tapi, jika kontraksi Anda semakin kuat, berlangsung lebih
lama, dan semakin sering, kemungkinan besar tubuh Anda sedang memulai
proses melahirkan.
Proses tersebut terkadang membutuhkan waktu cukup lama sampai akhirnya
Anda siap mengejan untuk melahirkan bayi. “Banyak para calon ibu yang
datang ke rumah sakit dan disarankan untuk pulang kembali karena yang
mereka rasakan adalah kontraksi palsu,” ujar Dr. Tri Pratiwi Suci, SpOG.
Bahkan ketika dokter sudah meminta Anda untuk masuk ke dalam ruang
bersalin, Anda tetap harus bersiap seandainya segala sesuatunya tidak
berjalan seperti yang Anda inginkan. Anda mungkin tidak bisa mendapatkan
epidural seperti yang sudah Anda rencanakan sebelumnya, atau mungkin
harus menjalani operasi cesar.
Ini hal-hal yang perlu Anda ketahui:
Tahap 1: Pra lahir
Dokter kandungan mungkin sudah memberi tahu Anda, kapan saat yang tepat
untuk berangkat ke rumah sakit ketika Anda merasakan kontraksi yang
semakin kuat dengan interval yang semakin dekat, seperti setiap 8 atau
10 menit. Indikasi lain yang menunjukkan bahwa Anda siap melahirkan
adalah peluruhan membran yang ditandai dengan pecahnya ketuban. Akan
tetapi, tidak semua wanita mengalami ini saat akan melahirkan. Dan, yang
perlu Anda kenali adalah kekuatan kontraksi yang terbagi dalam tiga
fase:
Fase Laten (Awal)
Tanda-tanda: Kontraksi terjadi selama 30 hingga 60
detik. Umumnya, jarak antar kontraksi terjadi setiap 20 menit sekali
kemudian semakin pendek, hingga setiap 5 menit. Untuk membedakannya
dengan kontraksi Braxton Hiks, perhatikan apakah kontraksi tersebut
tetap terasa meski Anda sudah berganti posisi, terasa semakin kuat, dan
rasa sakitnya dimulai dari punggung belakang hingga perut bagian depan.
Durasi: Fase aktif umumnya berdurasi antara 6-8 jam
untuk wanita yang baru pertama kali melahirkan, dan 2-5 jam untuk wanita
yang sudah pernah melahirkan.
Agar lebih nyaman: “Apapun yang bisa membantu Anda untuk merasa lebih
nyaman dan tenang,” ujar Dr. Suci. Berbaring, mandi, mengonsumi camilan,
berjalan berkeliling ruangan, dan yang paling penting, menerapkan
teknik pernapasan yang telah diajarkan di kelas senam hamil. Pada fase
ini, gunakan tarikan napas pelan (slow paced-breathing) untuk membantu
mengurangi rasa sakit saat kontraksi terjadi.
Fase Aktif
Tanda-tanda: Kontraksi terasa semakin intens dan
berlangsung selama 45-60 detik dengan interval antara 3-5 menit sekali.
Sebagian wanita merasakan nyeri di punggung bagian belakang, pinggul,
dan juga kram pada kaki dan tungkai. Pada fase ini, biasanya Anda mulai
tidak sanggup menahan sakit dan meminta diberikan penahan nyeri seperti
epidural. Akan tetapi, meski Anda sudah menggunakan epidural, proses
melahirkan juga bisa membuat Anda cepat emosi.
Durasi: Fase ini terjadi 3-6 jam untuk wanita yang baru
pertama kali melahirkan, dan 1-3 jam untuk wanita yang sudah pernah
melahirkan sebelumnya. Jika Anda diberi pitocin yang bisa mempercepat
kontraksi, fase ini akan berlangsung lebih cepat. Tapi, jika Anda diberi
epidural, fase ini bisa melambat sedikit.
Agar lebih nyaman: Pada fase ini, kemungkinan
besar Anda sudah berada di ruang bersalin dan sudah ditemani suster atau
bidan. Jika Anda diberi epidural, maka Anda akan berbaring di kasur
sehingga tidak mungkin bisa banyak bergerak. Akan tetapi, akan terasa
lebih baik jika Anda tetap berganti posisi tidur setiap setengah jam
sekali. Jika Anda mampu bangkit dari kasur, coba berjalan naik turun
tangga atau berjalan di tempat.
“Gerakan ini memicu mulut rahim
untuk membuka dan membantu bayi untuk memutar posisi kepalanya tepat
pada mulut rahim,” ujar Dr. Suci.
Jangan lupa untuk terus
mempraktikkan teknik pernapasan dengan benar. Pada saat ini, suster akan
memonitor kondisi detak jantung bayi Anda menggunakan stetoskop, mesin
Doppler, atau alat monitor elektronik lain.
Fase Transisi
Tanda-tanda: Kontraksi akan semakin intens dan bisa
bertahah 60-90 detik, dan terjadi dengan selang waktu hanya sekitar 1½
hingga 2 menit sekali. Anda mungkin akan merasakan tekanan pada panggul,
vagina, dan anus. Sensasi terbakar, atau bahkan menggigil dan merasa
kedinginan. Pusing, dan rasa ingin muntah juga bisa terjadi. Pada fase
ini, adalah hal yang wajar jika Anda mulai merasa cemas menanti
detik-detik melahirkan yang semakin dekat.
Durasi: Ini adalah fase yang paling pendek tapi juga paling intens. Umumnya berlangsung sekitar 10 menit hingga 2 jam.
Agar lebih nyaman: Tarik napas yang dalam dan
fokuskan pikiran pada sesuatu hal yang menyenangkan. Pada fase ini,
umumnya mulut rahim telah membuka 7-10 cm (yang menandakan bayi Anda
sudah siap melewati saluran lahir). Jadi, ini saat yang tepat untuk
benar-benar berkonsentrasi dan fokus daripada larut dalam rasa sakit
yang membuat Anda kehilangan kendali.
Tahap 2: Mengejan
Ada wanita yang beruntung karena hanya cukup mengejan beberapa kali. Tapi, ada juga kebalikannya:
Yang terjadi: Bayi Anda bergerak turun
sepanjang saluran melahirkan. Kontraksi akan tetap terasa kuat, terjadi
selama sekitar 60 detik dengan jarak antara 3-5 menit. Anda akan
merasakan dorongan yang sangat kuat untuk mengejan.
Durasi: 1-2 jam untuk kelahiran pertama, 15-30
menit untuk kelahiran kedua. Jika bayi Anda mengalami stres, atau
sepertinya tidak juga turun dari saluran lahir, dokter mungkin akan
melakukan prosedur operasi cesar atau menggunakan vacuum untuk membantu
bayi keluar.
Agar lebih nyaman: Prosesnya sudah hampir
selesai, jadi bertahanlah. Dengarkan dan ikuti panduan dokter yang
membantu proses persalinan, kapan Anda harus menarik napas dan kapan
waktu tepat untuk membuang napas sembari mengejan. Konsentrasi untuk
mengejan saat kontraksi timbul untuk mendorong bayi lebih mudah meluncur
di jalan lahir. Kehadiran suami akan sangat membantu memberi dukungan
moral bagi Anda.
Tahap 3: Melahirkan Plasenta
Saat kepala bayi berhasil keluar dari mulut vagina, bagian tubuh bayi
yang masih di dalam secara alami akan berputar dengan sendirinya.
Kondisi ini memungkinkan bagian bahu dan seluruh tubuh bayi keluar.
Kini, si bayi mungil sudah berada dalam dekapan Anda.
“Meski bayi Anda sudah lahir, proses melahirkan belumlah tuntas,” ujar Dr. Suci.
Kontraksi
masih terus terjadi meski tidak sekuat sebelumnya. Anda masih harus
‘melahirkan’ plasenta yang selama 9 bulan lebih telah mensuplai oksigen
dan nutrisi untuk janin Anda. Jika plasenta tidak dikeluarkan, bisa
terjadi pendarahan hebat yang menyebabkan kematian.
Yang terjadi: Dalam hitungan menit setelah
bayi Anda lahir, Anda akan kembali merasakan kontraksi. Ini akan membuat
plasenta terlepas dari dinding rahim, dan Anda akan diminta mengejan
bersamaan dengan datangnya kontraksi. Dokter akan menekan perut Anda,
dan akan menarik perlahan tali pusar agar plasenta bisa keluar.
Durasi: 1-20 menit baik untuk wanita yang baru pertama kali melahirkan maupun untuk kelahiran anak berikutnya.
Agar lebih nyaman: Bersabarlah, proses ini
tidak akan lama dan bagi kebanyakan wanita tidak terasa sakit sama
sekali. Kini seluruh tahap persalinan telah selesai dan Anda akan
memulai kehidupan baru bersama si bayi mungil.
Apa itu kontraksi?
Sejak terjadinya kehamilan, mulut rahim secara alami akan tertutup oleh
semacam lendir kental yang melindungi janin dari kuman dan menjaga
kehamilan. Saat akan melahirkan, lendir yang menyumbat itu akan keluar
dan mulut rahim akan membuka. Otot-otot rahim akan melakukan gerakan
mengerut dan meregang untuk membuka mulut rahim. Gerakan inilah yang
disebut kontraksi.
Mulut rahim yang semula hanya membuka sedikit, seiring dengan kontraksi
yang semakin kuat, akan terus melunak dan terbuka semakin lebar.
Pembukaan mulut rahim biasa dihitung dengan satuan sentimeter (cm).
Diawali
dari pembukaan satu hingga pembukaan 10 –berarti jalan lahir sudah
terbuka 10 cm. Saat mencapai pembukaan 10 inilah pembukaan lengkap
terjadi, dimana mulut rahim akan terlihat semakin datar dan menyatu
dengan rahim bagian bawah. Setelah pembukaan lengkap, Anda baru
diperbolehkan mengejan –saat terjadi kontraksi– untuk membantu bayi
meluncur ke jalan lahir.