Dalam kehamilan alat yang sangat terkenal dan digunakan oleh dokter kandungan adalah USG. Alat itu disebut dengan USG karena menggunakan suara dengan gelombang berfrekwensi tinggi untuk menciptakan gambaran janin dalam kandungan.
USG pertama kali dilakukan pada trimester 1 untuk melihat ada tidaknya kehamilan dan untuk menentukan tanggal maksimal perkiraan persalinan. Trimester 1 itu dimulai sejak test hamil positif (garis ada 2) sampai dengan umur kehamilan 14 minggu.
Karenanya, bila tes hamil positif sebaiknya segera ke dokter kandungan untuk diperiksa. Jangan nunggu hamil 8 bulan atau 9 bulan baru memeriksakan kehamilan ke dokter kandungan... rugi besar.
Bila kehamilan ibu hamil dinyatakan baik-baik saja maka boleh periksa ulang USG saat memasuki trimester 2 kehamilan yaitu mulai 14 minggu s/d 28 minggu umur kehamilan dimana pada saat trimester 2 cairan ketuban sudah mulai banyak.
Bila janin terlihat bermasalah maka pemeriksaan USG dapat dilakukan lebih sering lagi, kontrol kehamilan juga akan makin sering.
Tetapi biasanya kalo melakukan kontrol kehamilan ke dokter kandungan maka hampir pasti selalu dilakukan pemeriksaan USG kehamilan tiap kali kontrol, tujuannya untuk selalu mengikuti perkembangan janinnya dan memgamati ada tidaknya kelainan/ bahaya kehamilan.
USG pada trimester 1 kehamilan dilakukan untuk melihat beberapa hal dibawah ini yaitu:
1. Ada tidaknya kehamilan
2. Ukuran kantong kehamilan
3. Ukuran janin
4. Jumlah janin
5. Lokasi hamil, didalam rahim atau mungkin diluar rahim
6. Kelainan cacat bawaan pada janin.
7. Kelainan rahim dan mulut rahim.
Biasanya untuk melihat ada tidaknya kelainan fisik janin dilakukan USG pada umur kehamilan 18-20 minggu oleh dokter kandungan.
Ada beberapa hal yang dapat menyulitkan pengamatan USG yaitu antara lain ibu hamil yang gemuk dan luka bekas operasi di perut.
Kenapa sih dokter kandungan suka banget periksa ibu hamil pake USG ? ya tentu saja karena dengan USG maka dokter kandungan dapat melakukan pengamatan perkembangan kehamilan dengan lebih baik, antara lain:
- Menentukan lokasi kehamilan. Tidak semua kehamilan berada di dalam rahim, ada juga yang berada di luar rahim yaitu dalam saluran telur. Kondisi ini sangat berbahaya karena kehamilan akan pecah dan menimbulkan perdarahan dalam perut yang dampaknya fatal bagi ibu hamil.
- Menentukan umur kehamilan. Tidak jarang looo ibu hamil yang keliru menentukan haid terakhirnya, banyak juga yang lupa. Umur kehamilan yang pasti ini dapat digunakan oleh dokter kandungan untuk mengamati pertumbuhan janin dari waktu ke waktu. Jadi... jangan malas kontrol kehamilan.
- Dapat melihat jumlah bayi, kembar atau tidak. Saya beberapa kali menerima pasien dengan hamil kembar... sudah USG tapi gak dengan dokter kandungan... ntah USG dimana, katanya kembar, ternyata setelah dilihat oleh dokter kandungan bukan kembar. Ada juga yang sudah USG bukan dengan dokter kandungan, katanya cuman 1 bayi, ternyata setelah di USG oleh dokter kandungan bayinya ada 2 atau 3.
- Melihat pertumbuhan janin dalam kandungan. Dokter kandungan dapat mengamati pernafasan janin, gerakan janin, dan detak jantung janin.
- Dapat menilai letak placenta/ ari-ari atau kondisi cairan ketuban.
- Dapat melihat ada tidaknya cacat janin.
- Mengamati dan mengantisipasi berbagai kelainan yang terlihat saat pemeriksaan kehamilan.
- Menentukan posisi dan letak janin. Dokter kandungan akan menentukan model persalinan jauh hari sebelum masa persalinan yang ditentukan setelah mengetahui posisi dan letak janin dalam kandungan, apakah normal ataukah operasi.
USG tidak boleh ditujukan hanya untuk menentukan jenis kelamin janin, bahkan ada juga yang sifatnya hiburan berbayar mahal yang manfaatnya tidak jelas bagi janin dalam kandungan. Diluar negeri USG tidak direkomendasikan untuk membuat film/ video kehamilan ataupun gambar-gambar yang tidak bermanfaat bagi pemeriksaan kehamilan. Tidak boleh melenceng dari fungsi USG kehamilan yang sebenarnya.
USG kehamilan sudah bertahun-tahun digunakan untuk mengamati dan mengevaluasi kehamilan, dan tidak ditemukan bahaya bagi kehamilan dan janin dalam kandungan. Di luar negeri, USG dilakukan oleh dokter kandungan atau dokter ultrasonografer, mungkin di Indonesia seperti dokter spesialis radiologi ( dokter ahli ronsen ) karena penggunaan USG harus jelas manfaatnya dan tujuannya.
Pada pemeriksaan USG terletak tanggung jawab, keputusan klinik banyak yg dilakukan berdasarkan USG. Bila USG dilakukan oleh sembarangan petugas medis dan atas USG sembarangan tersebut dilakukan tindakan/ keputusan medis maka hasilnya sangat berbahaya. USG bukan untuk sarana penglarisan tempat praktek, sebaiknya ibu-ibu hamil berhati-hati dalam melakukan pemeriksaan kehamilan.
Dulu beberapa tahun yang lalu saya pernah menerima pasien dengan tangan bayi keluar dari vagina dgn kondisi bayi sudah mati dalam kandungan. Sebelum datang ke rumah sakit, ibu hamil tersebut karena mau melahirkan dan sudah mules-mules melakukan pemeriksaan USG bukan di rumah sakit ( dokter kandungan )... ntah periksa dimana dan dikatakan letak bayi baik-baik saja, kemudian beberapa jam kemudian keluarlah tangan bayi, akhirnya ibu hamil dirujuk ke rumah sakit, tapi... terlambat... ini dikenal dikedokteran dengan istilah letak melintang kasep janin mati dalam kandungan.
Baca juga: https://ilmuibuhamil.blogspot.com/2017/01/waspadai-4-tanda-keguguran-pada-ibu-hamil.html
USG tidak dapat mengamati semua kelainan janin artinya belum tentu semua kelainan yang diamati maka benar-benar suatu kelainan. Dan belum tentu janin yang dilihat normal adalah betul-betul normal.
Dokter kandungan akan melakukan beberapa pemeriksaan USG canggih tambahan bila diperlukan antara lain:
- Pengamatan kelainan bawaan atau kelainan pertumbuhan janin
- Melakukan pemeriksaan USG 3D/4D
- Menilai aliran darah janin
- Menilai fungsi jantung janin.
- Kadang-kadang melakukan USG untuk membantu evaluasi dan pengambilan sampel cairan ketuban untuk deteksi kelainan janin, misalnya amniocentesis.
(sumber: laman fb Dr. Cucuk Santoso, Spog)